Indosteger
Indosteger adalah platform jual dan sewa scaffolding dengan proses produksi menggunakan teknologi tinggi dan bahan berkualitas sehingga hasil produksi berstandard nasional.Las merupakan proses penyambungan logam yang banyak digunakan dalam berbagai industri karena hasilnya yang cukup kuat. Namun sering kali hasilnya tidak sempurna karena adanya cacat las.
Entah cacat las karena kesalahan teknik, kualitas material, atau kondisi lingkungan selama proses pengelasan. Jika tidak ditangani dengan baik, cacat ini dapat mengurangi kekuatan, estetika, dan daya tahan struktur lasan. Oleh karena itu penting bagi Anda untuk memahami jenis-jenis cacat las, penyebabnya, akibat yang ditimbulkan, serta cara mengatasinya agar hasil las lebih optimal.
Berbagai faktor dapat menyebabkan cacat las, mulai dari teknik pengelasan yang kurang tepat hingga kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Setiap penyebab memiliki dampak yang berbeda terhadap hasil pengelasan, baik dalam hal kekuatan, ketahanan, maupun tampilan lasan. Berikut beberapa penyebab umum cacat las serta akibat yang dapat ditimbulkannya.
Teknik pengelasan yang salah, seperti sudut elektroda yang tidak sesuai, proses pengelasan yang terlalu cepat atau lambat, dan tekanan yang tidak tepat, dapat menyebabkan cacat. Kecacatan yang dimaksud pun beragam seperti undercut, lack of fusion, atau porositas. Akibatnya, sambungan menjadi lemah dan rentan terhadap kegagalan, terutama ketika menerima beban yang besar.
Perlu dipahami bahwa logam yang akan dilas harus bersih dari kotoran, minyak, dan karat agar fusi antara material dasar dan logam lasan bisa optimal. Jika tidak dibersihkan dengan baik, maka dapat terjadi porositas atau slag inclusion yang akan mengurangi kekuatan sambungan dan membuat hasil las menjadi rapuh serta tidak tahan lama.
Setiap jenis logam memiliki sifat yang berbeda, sehingga pemilihan material yang tidak sesuai dengan metode pengelasan atau elektroda yang digunakan bisa menyebabkan retakan, distorsi, atau lack of penetration. Hal ini membuat sambungan tidak maksimal dan berpotensi mengalami kegagalan struktural.
Baca Juga: Proses Las Besi Cor yang Baik dan Benar
Kondisi lingkungan seperti angin, suhu udara, dan kelembapan juga sangat memengaruhi hasil pengelasan. Jika pengelasan dilakukan di area terbuka tanpa pelindung, misalnya saat angin kencang, gas pelindung bisa terdispersi dan menyebabkan porositas. Selain itu suhu rendah bisa membuat pendinginan terlalu cepat dan memicu retakan pada hasil las.
Parameter pengelasan seperti arus, tegangan, dan kecepatan harus disesuaikan dengan jenis dan ketebalan material. Apabila arus terlalu rendah, bisa terjadi lack of penetration, sedangkan jika terlalu tinggi, bisa menyebabkan burn-through. Kesalahan dalam pengaturan parameter ini bisa berakibat pada sambungan yang tidak kuat dan mudah patah.
Dalam proses pengelasan, terdapat berbagai jenis cacat las yang bisa memengaruhi kualitas dan kekuatan sambungan. Cacat ini dapat terjadi karena faktor teknis, material, atau lingkungan selama proses pengelasan.
Beberapa cacat mungkin hanya memengaruhi estetika hasil las, sementara yang lain bisa menyebabkan kegagalan struktur jika tidak segera diperbaiki. Oleh karena itu ada baiknya Anda memahami berbagai cacat las untuk mencegah kegagalan struktur pada kemudian hari.
Porositas mengacu pada cacat yang ditandai dengan adanya rongga-rongga kecil dalam lasan akibat gas yang terperangkap saat proses pengelasan. Penyebab utama porositas ialah kontaminasi logam dasar oleh minyak, karat, atau kelembaban, serta penggunaan gas pelindung yang tidak stabil.
Jika porositas terjadi dalam jumlah besar, hasil las menjadi lebih rapuh dan tidak mampu menahan beban dengan baik, sehingga meningkatkan risiko retak atau kegagalan sambungan.
Retak las merupakan cacat serius yang terjadi akibat pendinginan yang terlalu cepat atau tegangan berlebih pada logam selama proses pengelasan. Retak bisa muncul di permukaan (retak permukaan), di dalam lasan (retak dalam), atau di zona pengaruh panas (heat-affected zone).
Retakan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kegagalan struktur dalam jangka panjang, terutama jika berada pada sambungan yang menahan beban berat.
Baca Juga: Jenis Kawat Las, Fungsi dan Cara Menggunakannya
Undercut terjadi ketika tepi logam dasar tergerus oleh busur listrik, membentuk lekukan kecil di sepanjang sisi lasan. Penyebabnya ialah arus pengelasan yang terlalu tinggi, kecepatan pengelasan yang terlalu cepat, atau sudut elektroda yang tidak tepat. Cacat ini melemahkan sambungan karena mengurangi ketebalan logam di sekitar las-an, membuatnya rentan terhadap retakan dan kelelahan material.
Lack of fusion terjadi ketika logam lasan tidak menyatu dengan baik dengan logam dasar atau lapisan las sebelumnya. Hal ini bisa disebabkan oleh arus pengelasan yang terlalu rendah, kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi, atau elektroda yang tidak diposisikan dengan benar. Cacat ini mengurangi kekuatan lasan karena ada bagian yang tidak benar-benar terikat, sehingga bisa menyebabkan kegagalan sambungan di kemudian hari.
Lack of penetration terjadi ketika logam lasan tidak cukup masuk ke dalam sambungan, sehingga tidak terbentuk fusi yang kuat. Penyebabnya bisa karena arus pengelasan yang terlalu rendah, celah sambungan yang terlalu kecil, atau elektroda yang tidak mencapai kedalaman yang diinginkan. Akibatnya, sambungan menjadi lemah dan tidak mampu menahan beban dengan baik.
Slag inclusion termasuk cacat yang terjadi ketika terak atau kotoran terperangkap dalam lasan. Hal ini biasanya disebabkan oleh teknik pengelasan yang buruk atau kurangnya pembersihan antara lapisan las. Slag inclusion dapat menyebabkan titik lemah pada lasan dan membuatnya rentan terhadap retakan atau kegagalan akibat tekanan yang tidak merata.
Burn-through adalah cacat yang terjadi ketika logam dasar meleleh hingga membentuk lubang akibat panas yang terlalu tinggi. Hal ini sering terjadi pada material yang tipis dengan arus las yang berlebihan. Cacat ini sangat berbahaya karena menghilangkan sebagian besar material penyambung, membuat struktur menjadi sangat lemah dan mudah patah.
Baca Juga: Pahami 5 Teknik Mengelas untuk Mendapatkan Hasil yang Maksimal
Distorsi terjadi akibat perubahan bentuk logam setelah proses pengelasan akibat pemuaian dan penyusutan yang tidak merata. Distorsi bisa berupa pembengkokan, pemendekan, atau pemanjangan logam yang membuat struktur menjadi tidak sejajar. Cacat ini terjadi karena distribusi panas yang tidak merata selama pengelasan, terutama jika tidak ada teknik pendinginan atau penyangga yang baik.
Overlap terjadi ketika logam lasan mengalir melewati tepi sambungan tetapi tidak menyatu dengan logam dasar. Hal ini sering disebabkan oleh teknik pengelasan yang buruk atau penggunaan elektroda yang terlalu besar. Overlap dapat menciptakan area lemah yang mudah retak dan juga merusak estetika hasil lasan.
Spatter merupakan percikan logam cair yang menempel di sekitar area lasan. Meskipun tidak selalu memengaruhi kekuatan sambungan, spatter dapat merusak tampilan hasil lasan dan meningkatkan waktu pembersihan. Penyebab utamanya ialah arus pengelasan yang terlalu tinggi atau sudut elektroda yang tidak stabil.
Cold lap terjadi ketika logam lasan tidak cukup panas untuk menyatu dengan baik dengan logam dasar, sehingga menghasilkan fusi yang buruk. Penyebabnya bisa karena kecepatan pengelasan yang terlalu rendah atau arus yang kurang optimal. Cacat ini membuat lasan lebih rentan terhadap retakan dan tidak memiliki daya tahan yang baik terhadap tekanan mekanis.
Crater crack mengacu pada retakan kecil yang muncul di akhir jalur las akibat pendinginan yang terlalu cepat setelah elektroda ditarik. Hal ini sering terjadi ketika pengelasan dihentikan tiba-tiba tanpa mengisi kembali cekungan yang terbentuk di ujung lasan. Crater crack bisa berkembang menjadi retakan yang lebih besar jika terkena beban atau tekanan.
Baca Juga: Pelajari 5 Cara Mengelas Besi bagi Pemula dengan Tepat
Arc strike terjadi ketika busur listrik menyentuh area di luar zona pengelasan, menyebabkan perubahan mikrostruktur pada logam. Hal ini dapat melemahkan material dan meningkatkan risiko retak atau korosi. Arc strike sering terjadi karena kesalahan operator saat menyalakan atau memindahkan elektroda.
Misalignment terjadi ketika dua bagian logam yang akan disambung tidak sejajar dengan baik sebelum proses pengelasan. Penyebabnya bisa karena kesalahan dalam pemasangan atau kurangnya penggunaan alat bantu seperti penjepit atau jig. Misalignment dapat menyebabkan distribusi beban yang tidak merata, sehingga meningkatkan risiko kegagalan struktur.
Meski risiko cacat dapat terjadi, sebenarnya ada cara mengatasinya dengan beberapa tindakan berikut:
Salah satu penyebab utama cacat las ialah teknik pengelasan yang kurang tepat. Operator las harus memahami metode pengelasan yang sesuai dengan jenis material yang digunakan serta menyesuaikan parameter seperti arus listrik, kecepatan pengelasan, dan sudut elektroda.
Jika teknik yang digunakan tidak sesuai, bisa muncul cacat seperti lack of fusion (kurangnya fusi antar logam), undercut (tergerusnya tepi lasan), dan porositas (rongga udara dalam lasan). Untuk mencegah hal ini, pastikan Anda menguasai teknik pengelasan yang benar, mengikuti prosedur standar, serta melakukan latihan secara rutin agar hasil lasan lebih konsisten.
Kotoran seperti minyak, debu, karat, dan kelembaban dapat menyebabkan porositas serta slag inclusion (terperangkapnya terak dalam lasan). Kontaminasi ini mencegah logam dasar menyatu dengan baik dan bisa menyebabkan titik lemah pada hasil pengelasan.
Oleh karena itu sebelum memulai proses pengelasan, bersihkan permukaan material menggunakan sikat kawat, grinder, atau cairan pembersih seperti acetone. Selain itu, pastikan elektroda atau kawat las yang digunakan dalam kondisi bersih dan kering untuk menghindari masalah porositas akibat gas yang terperangkap dalam lasan.
Baca Juga: Apakah Baja Ringan Bisa di Las? Ini Faktanya!
Setiap jenis material dan ketebalan logam memerlukan pengaturan parameter pengelasan yang berbeda. Jika arus pengelasan terlalu rendah maka dapat terjadi lack of penetration (kurangnya penetrasi lasan ke dalam logam dasar), sedangkan jika arus terlalu tinggi, risiko burn-through (melelehnya material hingga berlubang) akan meningkat.
Kecepatan pengelasan yang tidak stabil juga bisa menyebabkan cacat seperti overlap atau distorsi pada hasil lasan. Oleh karena itu selalu sesuaikan arus listrik, tegangan, dan kecepatan pengelasan berdasarkan spesifikasi material yang digunakan. Gunakan tabel referensi atau uji coba terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil lasan yang optimal.
Stabilitas operator saat mengelas sangat memengaruhi hasil akhir lasan. Jika posisi kerja tidak stabil, kemungkinan besar akan terjadi cacat seperti misalignment (ketidaksejajaran sambungan) dan spatter (percikan logam berlebih).
Hal ini terutama berlaku untuk pekerjaan pengelasan di ketinggian atau area yang sulit dijangkau. Untuk mengatasi masalah ini, penggunaan scaffolding sangat direkomendasikan agar posisi kerja lebih aman dan nyaman. Dengan scaffolding yang kokoh, operator dapat mengontrol busur listrik dengan lebih baik, menghasilkan sambungan yang rapi dan minim cacat.
Cacat las bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti teknik pengelasan yang kurang tepat, material yang kotor, atau pengaturan parameter yang tidak sesuai. Jika tidak diperbaiki, cacat ini dapat melemahkan struktur dan mengurangi kualitas hasil lasan. Oleh karena itu penting untuk memahami jenis-jenis cacat las serta cara mengatasinya agar pekerjaan pengelasan lebih aman dan tahan lama.
Selain teknik yang benar, posisi kerja yang stabil juga berperan penting dalam menghasilkan lasan yang berkualitas. Jika Anda bekerja di ketinggian atau area sulit dijangkau, scaffolding yang kokoh akan membantu menjaga keseimbangan dan mengurangi risiko kesalahan. Indosteger merupakan tempat yang Menjual Scaffolding dan Sewa Scaffolding Termurah untuk mendukung proyek pengelasan Anda dengan aman. Kunjungi Indosteger sekarang dan temukan scaffolding terbaik untuk kebutuhan Anda!