Indosteger
Indosteger adalah platform jual dan sewa scaffolding dengan proses produksi menggunakan teknologi tinggi dan bahan berkualitas sehingga hasil produksi berstandard nasional.Dalam proses pengerjaan konstruksi bangunan, tentunya sangat diperlukan pembangunan scaffolding atau perancah. Apalagi jika konstruksi yang dikerjakan merupakan gedung yang tinggi. Namun, membuat scaffolding bukanlah hal yang mudah, karena membutuhkan ketelitian. Sebelumnya juga harus diketahui dulu seperti apa cara menghitung kekuatan scaffolding, agar bisa tahu kemampuannya.
Scaffolding memiliki beberapa klasifikasi beban yang cukup berbeda. Klasifikasi ini dibagi menjadi tiga bagian seperti berikut ini.
1. Beban ringan atau light duty
Klasifikasi pertama yaitu beban ringan. Dalam klasifikasi ini, beban scaffolding memiliki kekuatan untuk mengangkat beban hingga 225 kg/bay. Beban ringan ini umumnya digunakan dalam proyek yang tidak terlalu besar, sehingga kekuatan beban scaffolding yang digunakan juga tidak begitu besar.
2. Beban sedang atau medium duty
Dalam klasifikasi beban sedang atau medium duty, beban maksimumnya yaitu sebesar 450 kg/bay. Pada klasifikasi beban medium ini, scaffolding bisa kuat menahan beberapa orang dan jumlah material bahan yang cukup banyak.
3. Beban berat atau heavy duty
Untuk kualifikasi beban berat atau heavy duty, scaffolding memiliki jumlah beban maksimum hingga 675 kg/bay. Jumlah beban berat ini lebih kuat dalam menahan beban pekerja maupun material bahan. Meskipun memiliki beban yang berat, tetapi scaffolding dengan klasifikasi ini tetaplah kuat dan tidak perlu dikhawatirkan keamanannya.
Total beban merupakan jumlah beban yang akan diterima oleh landasan terhadap scaffolding yang sedang didirikan. Total beban sendiri memiliki beberapa klasifikasi, yaitu seperti berikut ini.
1. Beban mati atau dead load
Dalam klasifikasi beban mati ini merupakan total beban dari berat konstruksi scaffolding beserta dengan seluruh perlengkapannya.
2. Beban tambahan atau environmental load
Klasifikasi selanjutnya dari total bahan disebut dengan beban tambahan atau environmental load. Berat tambahan ini merupakan beban yang diterima oleh scaffolding yang bersumber dari luar.
3. Beban hidup atau live load
Klasifikasi terakhir yaitu beban hidup atau live load. Beban hidup ini mencakup semua total beban dari para pekerja yang sedang bekerja, bahan atau material, perlengkapan yang digunakan untuk bekerja, serta jika terjadi benturan.
Formulasi untuk mengetahui cara menghitung kekuatan scaffolding yaitu dengan menghitung standar beban yang ditanggung.
Beban yang ada pada beban yang ditanggung diperhitungan dengan 3 standar pada luas 1 bay.
Standar Tepi Luar, dalam standar tepi luar, formulasi yang digunakan yaitu = beban mati + beban hidup : 3.
Standar Dalam, sedangkan untuk standar dalam, formulasi yang digunakan adalah = 2 x (beban mati + beban hidup) : 3.
Formulasi selanjutnya yaitu dengan menghitung luas papan landasan yang diperlukan.
Formulasinya adalah = beban standar (standard dalam) : daya dukung landasan.
Baca juga: Catwalk Scaffolding: Pengertian beserta Kegunaannya
Pada umumnya, standar ukuran scaffolding adalah 1,2 x 1,8 meter dengan tinggi 1,7 meter. Cara menghitung kebutuhan pemasangan scaffolding pun ada bermacam-macam caranya, yakni seperti berikut ini.
Pertama-tama, Anda harus membuat mapping serta menghitung kebutuhan scaffolding di setiap balok. Kemudian, lanjutkan pembuatan scaffolding untuk plat lantai jika memang masih ada ruangan yang tersedia. Selanjutnya, taksir berapa kisaran ketinggian dari struktur bangunan. Saat sudah mengetahui berapa jumlah tingkat scaffolding yang dibutuhkan, hitunglah berapa banyak jumlah scaffolding yang dibutuhkan.
Selanjutnya, untuk menghitung kebutuhan dari pemasangan scaffolding dalam pemasangan bata, pengecoran, dan plesteran, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama-tama, cari informasi mengenai ukuran panjang serta tinggi dari lokasi yang akan dipasang scaffolding.
Setelah mengetahui hasilnya, masing-masing ukuran tersebut harus dibagi dengan dimensi scaffolding. Panjang lokasi dibagi dengan 1,8 m, kemudian tingginya dibagi dengan 1,7 m. Selanjutnya, hasil dari pembagian tadi saling dikalikan dan jumlah kebutuhan scaffolding akan diketahui.
Baca juga: Scaffolder: Pentingnya Lakukan Inspeksi Scaffolding
Dalam proses konstruksi bangunan, pembangunan scaffolding atau perancah sangat penting terutama untuk bangunan bertingkat. Memilih scaffolding memerlukan ketelitian karena keselamatan adalah faktor utama yang harus dipertimbangkan. Cara menghitung kekuatan scaffolding sendiri adalah dengan mempertimbangkan klasifikasi beban, total beban, dan formulasi yang melibatkan standar beban, serta luas papan landasan.
Semoga artikel di atas dapat bermanafaat.Kami melayani Jual Sewa Scaffolding Termurah dan berkualitas yang mampu menunjang keselamatan kerja.Jika Anda sedang dalam proyek konstruksi dan membutuhkan penggunaan Scaffolding, maka berkonsultasilah dengan kami. PT. Indosteger Jaya Perkasa adalah pabrik sekaligus supplier berkualitas Scaffolding di Indonesia.