indosteger@gmail.com   +62818716828

Sudahkah Anda Mengenal 5 Jenis Dak Rumah ini?

Media
31 Mei 2023

Indosteger

Indosteger adalah platform jual dan sewa scaffolding dengan proses produksi menggunakan teknologi tinggi dan bahan berkualitas sehingga hasil produksi berstandard nasional.

Ada berbagai jenis dak rumah yang bisa menjadi pilihan Anda untuk bangunan bertingkat. Setiap jenis dak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, jadi sesuaikan pilihan dak yang akan Anda gunakan dengan desain atau model bangunan yang akan dibangun.

Selama ini, bahan dak yang banyak digunakan adalah beton. Padahal, selain beton, ada juga pilihan material lain yang bisa digunakan sebagai dak untuk bangunan bertingkat.

Lantas, apa saja material lain yang dapat digunakan tersebut? Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Saja Jenis Dak Rumah Berdasarkan Bahan Pembuatnya?

Berikut ini adalah jenis-jenis dak rumah berdasarkan materialnya yang dapat Anda gunakan untuk bangunan bertingkat:

1. Dak Beton Konvensional

Dak beton konvensional adalah dak beton bertulang yang paling sering digunakan dalam pembuatan bangunan bertingkat. Campuran beton yang digunakan merupakan kombinasi dari berbagai jenis semen, pasir, dan kerikil. Setelah itu, beton tersebut dipadukan dengan besi untuk meningkatkan kelenturannya.

Sebelum proses pengecoran dimulai, bekisting harus dipasang terlebih dahulu sebagai cetakan beton. Setelah itu, proses penyetrikaan akan dilakukan. Proses penyetrikaan adalah proses merakit besi sebagai rangka pelat lantai. Baru setelah itu campuran beton dapat dituangkan. Saluran beton ini kemudian akan mengering dan membeku dalam waktu 20-25 hari.

Baca Juga: Cara Menambal Dak Beton dari Bawah Untuk Bangunan

Kelebihan dak beton konvensional antara lain cocok dengan berbagai desain bangunan, pengerjaannya sederhana, dan bahan yang dibutuhkan mudah didapat. Namun kekurangannya adalah waktu pengerjaannya lebih lama. Tidak hanya itu, bahan yang dibutuhkan lebih banyak, serta menyisakan limbah kayu dan bambu dari bekisting.

Baca Juga: 6 Model Dak Rumah Minimalis untuk Hunian Anda

2. Dak Keramik/Keraton

Dak keramik (plafon bata) atau dapat disebut juga sebagai dak keraton merupakan jenis dak beton selanjutnya yang digunakan untuk membangun bangunan bertingkat. Dimensi modul dari dak jenis ini adalah 25x20x10 sentimeter. Dalam pemasangannya, modul ini diperkuat dengan menggunakan besi di bagian tengahnya. Oleh karena itu, modul dak keraton ini dirangkai terlebih dahulu, kemudian setelah selesai, rangkaian dinaikan dan disusun di atas balok dinding.

Salah satu kelebihan dari dak keraton ini adalah proses pembuatannya tidak memerlukan bekisting. Tidak hanya itu, dak keraton juga dapat menghemat penggunaan material hingga lebih dari 30 persen, serta mampu meredam panas dan suara dengan baik.

Dak keraton juga memiliki penampilan yang indah jika diekspos, dan memiliki bobot yang cukup ringan sehingga ramah secara struktural. Kekurangan dari dak keraton adalah tidak dapat dilubangi setelah berhasil dipasang karena mudah rusak.

Baca Juga: Berapa Jarak Anyaman Besi Cor Dak yang Ideal?

3. Dak Panel Lantai

Dak panel lantai adalah jenis dak yang sangat baru. Bahan baku yang digunakan adalah bata ringan atau yang dikenal dengan hebel. Dak ini memiliki dimensi panjang hingga 6 meter, lebar 60 sentimeter, dan tebal sekitar 12,5-20 sentimeter.

Sebelumnya, dak panel lantai harus dicetak di pabrik, lengkap dengan tulangan besi di tengahnya. Setelah selesai, dak ini kemudian dipasang dengan meletakkannya berlapis-lapis di kedua sisi dinding rumah. Kemudian semen/groting akan diaplikasikan pada sambungannya.

Keuntungan dari dak panel lantai ini adalah mereka tidak memerlukan bekisting selama pemasangan. Jumlah konsumsi besi dan semen juga dapat ditekan, sehingga biaya konstruksi dapat dihemat semaksimal mungkin. Lalu, berat yang ringan mempermudah proses konstruksi dan mengurangi beban struktural pada bangunan. Isolasi termal dan akustik yang baik menjaga kenyamanan suhu dan mengurangi kebisingan.

Kemudahan dalam pengerjaan dan kekuatan struktural yang tinggi memungkinkan pembangunan yang lebih cepat dan efisien. Ketahanan terhadap api juga memberikan perlindungan tambahan. Kelebihannya ini membuat dak hebel banyak dijadikan pilihan sebagai dak ketika membangun rumah bertingkat.

Sedangkan kekurangan dak panel lantai ini adalah masa pemesanan atau pembuatan di pabrik yang memakan waktu hingga 1 bulan, apalagi jika stok sudah tidak tersedia lagi. Selain itu, bentuk modul dari jenis dak ini tidak cocok untuk desain bangunan yang memiliki banyak lekukan.

Baca Juga: Ketahui Ukuran Wiremesh Untuk Dak Yang Tepat

4. Floor Deck (Dak Bondek)

Di Indonesia sendiri, istilah floor deck biasanya disebut dengan bondek. Floor deck merupakan material alternatif pengganti papan kayu dan triplek yang berfungsi sebagai bekisting. Bondek terbuat dari besi yang memiliki ketebalan 6-10 milimeter dan lebar 80-100 sentimeter.

Berbeda dengan bekisting yang terbuat dari kayu, bondek ini dapat digunakan berulang kali sehingga lebih ramah terhadap lingkungan. Dak beton bondek ini memiliki keunggulan utama yaitu kebutuhan material dapat dihemat semaksimal mungkin. Material yang terbuat dari besi memungkinkan dak bondek untuk mengubah peran tulangan besi pada pelat dasar.

Baca Juga: Apa Fungsi Bekisting dalam Sebuah Bangunan?

Profilnya yang membentuk huruf W juga mampu mengurangi konsumsi campuran beton hingga 30 persen. Tidak hanya itu, bondek juga tidak membutuhkan tiang penyangga sebanyak bekisting dari kayu lapis karena bahannya sudah kokoh. Namun sayang, harga beli bondek ini cukup mahal.

5. Metal Deck

Metal deck atau pelat baja berfungsi sebagai decking lantai dalam pembuatan dak. Bentuknya bergelombang dan memiliki gumpalan atau embossment. Embossment ini berguna untuk menghindari perpindahan beton dan menghindari beton dari risiko retak rambut.

Ketebalan pelat baja umumnya ditentukan dari regangan yang akan dibuat. Semakin besar peregangan, semakin tebal pelat baja yang digunakan. Untuk bangunan rumah, biasanya ketebalan yang digunakan adalah 6-8mm, lalu untuk bangunan kantor umumnya menggunakan pelat baja yang lebih tebal yaitu 8-10mm.

Keunggulan jenis dak ini adalah pemasangannya mudah dan cepat karena tidak perlu dibongkar seperti dak konvensional. Tidak hanya itu, bobotnya dari jenis dak yang satu ini ringan dan harga bahannya lebih murah.

Kekurangannya adalah dapat melemahkan gaya inersia karena pelat logam itu sendiri merupakan material komposit. Artinya, defleksi atau lendutan dari meta deck lebih besar daripada dak konvensional.

Demikian penjelasan mengenai jenis dak yang dapat kami sampaikan. Jika Anda membutuhkan tempat untuk melakukan sewa scaffolding murah, atau material bangunan lainnya, Anda bisa mendapatkanya di Indosteger. Semoga jenis dak rumah yang kami jabarkan pada artikel ini dapat membantu Anda, ya!

Pertanyaan umum tentang jenis dak rumah

Berapa tebal dak rumah yang ideal?

Tebal dak lantai yang ideal dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti beban yang akan ditopang, jenis material yang digunakan, serta standar konstruksi yang berlaku di wilayah tertentu. Namun, umumnya tebal dak lantai yang direkomendasikan berkisar antara 10 hingga 15 centimeter.

Kenapa dak rumah bisa bocor?

Dak rumah bisa bocor karena beberapa alasan seperti penggunaan bahan atap yang tidak tahan air atau sudah rusak, penempatan yang kurang tepat dengan adanya celah atau sambungan yang tidak rapat, serta kerusakan akibat pelapukan dan faktor lingkungan.

Apakah panel lantai tahan gempa?

Dak panel lantai memiliki karakteristik struktural yang dapat memberikan ketahanan terhadap gempa. Namun, penting untuk memahami bahwa ketahanan terhadap gempa tidak hanya tergantung pada jenis sistem struktural tunggal, tetapi juga pada desain rumah dan kualitas keseluruhan struktur bangunan.

Artikel Terkait

Silahkan hubungi kami
Hi saya ingin bertanya
whatsappweb